PoJoK BNI uNiLa
Friday, February 8, 2008
Akhir2 ini pemerintah pusat di Indonesia sedang galak2nya mencanangkan visit to Indonesia 2010 yang juga memberikan kontribusi tersendiri untuk memotivasi pembangunan di daerah dalam sektor pariwisata. Khusus di Provinsi Lampung sendiri, pengembangan tata kota serta pengembangan lokasi pariwisata dalam persiapan menghadapi rencana ini juga cukup terasa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pembangunan tempat rekreasi, pembangunan tata kota yang disesuaikan dengan kebudayaan setempat dan jumlah turis domestik maupun mancanegara yang sudah banyak hilir-mudik di kota Tapis Berseri ini, baik dalam misi studi maupun berlibur.

Yang yang paling sering terlontar dari turis luar maupun lokal yang sempat bertandang di basecamp Pojok BNI Unila adalah “Di sini enak untuk belajar bahasa Indonesia” atau “Untuk berkomunikasi, saya tidak terlalu repot karena orang Lampung lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia” dan “Bahasa Lampung kebanyakan diambil dari bahasa Indonesia” selain itu “Di Jawa orang2nya menggunakan bahasa Jawa” (tanpa mengurangi rasa hormat kepada suku Jawa).

Untuk menanggapai kalimat tersebut sekilas membuat kita sedikit angkat dasi karena masyarakat kita terlihat lebih ramah serta kebanggaan atas kemampuan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk para wisatawan. Tapi sadarkah kita akan adanya beberapa makna yang tersirat dari kalimat2 di atas?
Yang utama dan paling mendasar adalah “Keberadaan Budaya Lampung, khususnya bahasa Lampung, semakin terpuruk keadaannya”. Dan pertanyaanya adalah mengapa bisa demikian?

Jika ditelusuri, daerah Lampung sendiri didiami oleh banyak penduduk pendatang dan yang pasti penduduk Lampung asli. Penduduk asli tersebut terdiri dari Lampung pepadun dan Lampung peminggir. Datang lagi pertanyaan lain untuk kasus ini “Suku mana yang paling berkuasa?”.
Seharusnya statment yang keluar untuk menjawab kasus ini adalah kedua budaya penduduk asli Lampung ini memiliki andil masing2 di dalam batang tubuh budaya Lampung. Tidak ada yang lebih tinggi maupun paling berkuasa di sini. Semua suku yang mendiami Lampung adalah saudara yang memiliki budaya, pemikiran, bahasa, daerah dan norma masing2. Karena itu daerah Lampung mempunyai sebutan Sang Bumi Ruwa Jurai. Dan karena banyaknya budaya lain yang masuk dan mendiami Lampung dari berbagai budaya di Indonesia, maka bumi lampung juga sering disebut sebagai miniatur Indonesia oleh masyarakat itu sendiri.
Di kota2 besar seperti hampir semua kota di P. Jawa, Medan, Palembang, Bali dsb, para wisatawan luar maupun domestik dapat merasakan keberadaanya di daerah tersebut. Misalkan saja, di Palembang, dengan hanya tinggal beberapa hari di sana, logat dan bahasa komunikasi kita sudah bisa menyesuaikan dengan budaya setempat. Lalu bagaimana dengan di kota kita??
Tapis berseri...hanya penduduk daerah di provinsi lampung yang muli2nya terlihat masih menenun dengan tangan sendiri. Di ibukota? Mungkin bisa kita jawab sendiri.
Lalu keberadaan Siger...kebanyakkan di impor dari kota wong kito galo;(

Seharusnya ini cukup menjadi cerminan akan kurangnya kecintaan sanak Lappung terhadap budaya sendiri. Penting untuk diterapkan, demi kelestarian budaya lampung di masa yang akan datang, bukan hanya untuk menghadapi visit to Indonesia 2010 nanti dan juga untuk kelestarian jangka panjang hingga sampai di tangan anak cucu kita, harus ada suatu hal yang dapat memupuk kecintaan kita terhadap budaya sendiri. Hal ini bisa saja dengan memasukkan bahasa Lampung sebagai salah satu bahasa wajib di Lampung dan mulai mengenalkan serta memberikan pelatihan terhadap pembuatan kain tapis, siger, sulam usus dan kerajinan lampung lainnya, pada anak2 Lampung tidak hanya 1 atau 2 semester saja. Bukankah kita tidak rela, jika suatu saat kerajinan asli budaya Lampung ‘diculik’ dari bangsa ini? Lestarikan Budaya Lampung sekarang juga atau tidak sama sekali!!! ^^nandha cntQ sLaLu
posted by POJOK BNI UNILA @ 9:11 PM   1 comments
About Me

Name: POJOK BNI UNILA
Home: bandar lampung, lampung, Indonesia
About Me: pojoK BNI Unila adalah program kepedulian Bank BNI untuk ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan masyarakat pendidikan di Indonesia,khususnya tingkat universitas.sebagai wujud atau bentuk peran aktif dari pojok BNI Unila dengan menyediakan beberapa fasilitas yang bisa di nikmati secara gratis. Antara lain internet on line jam kerja dari hari senin sampai jum'at mulai pukul 8:00-16:00. Juga tersedia koleksi buku-buku perpustakaan (Perbankan,UKM,Succes story dll).Selain itu kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kewirausahaan ataupun enterpreneurship meliputi seminar,pelatihan,aplikasi wirausaha.Adapun fasilitas fisik yang lain ruang ber AC,televisi,ruang baca yang nyaman,media cetak(Kompas,SINDO,Media Indonesia)serta info mngenai dunia kerja dan kegiatan mahasiswa.Adapun Out put yang diharapkan agar mahasiswa bisa lebih mandiri dalam berwirausaha dan siap di dunia persaingan global.Anda bisa mengirimkan saran,kritik dan masukan melalui alamat: E-mail pojokbniunila@yahoo.co.id,Blogspot ini,dan friendster pojokbniunila@yahoo.co.id.atau via pos ke Jl.Sumantri Brodjonegoro No.1 Ged.Balai Bahasa Unila lantai I kode pos 35145
See my complete profile
Baca Juga
File
Links
BloG Teman
Pesan

Free Hit Counter
Free Counter

Name :
Web URL :
Message :

Powered by

BLOGGER