PoJoK BNI uNiLa
Sunday, January 20, 2008
Kemiskinan dan Pemilihan Gubernur Lampung 2008
Kemiskinan dan Pemilihan Gubernur Lampung 2008
Oleh :
D. Satyabufara

Kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan dimana seseorang atau sekelompok mayarakat hidup dengan kondisi yang berada dalam situasi yang dapatlah dikatakan serba kekurangan dan tidak mengunutngkan. Untuk di negara Indonesia ini tingkat kemiskinan diukur dengan banyaknya asupan kalori yang dimakan setiap harinya yaitu sebesar 2100 Kal/hari dengan menggunakan parameter tersebut jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai lebih dari 40 juta jiwa. Sedangkan World Bank memiliki suatu ukuran tersendiri untuk menentukan tingkat kemiskinan seseorang diukur dengan penghasilan yaitu minimal 2$/hari, dan jika menggunakanan parameter tersebut pastinyalah penduduk miskin di Indonesia akan mencapai lebih besar dari angka diatas.

Tingkat kemiskinan yang tinggi disuatu daerah mengindikasikan ‘sakitnya’ masyarakat dan perekonomian suatu daerah. Oleh sebab itu kemiskinan sangat begitu dihindari oleh setiap orang karena hal itu berkaitan dengan taraf hidup keadaan sosial dan kondisi kelayakan kehidupannya. Juga dihindari oleh para pemimpin karena kemiskinna yang tinggi menjadi suatu indikasi gagalnya kepemimpinan suatu pemimpin dalam suatu periode tertentu.

Provinsi Lampung hari ini menempati peringkat nomor 2 provinsi termiskin di Sumatera setelah NAD. Jelas ini bukanlah berita yang baik bagi masyarakat Lampung. Tercatat 765 desa atau sebesar 45 persen desa yang terdapat di Provinsi Lampung ini masuk dalam kategori desa miskin. Dan tingginya angka kemiskinan ini menunjukkan bahwa proses pengentasan kemiskinan masih harus menjadi persoalan mendasar pemerintah daerah yang harus segera dituntaskan.

Pada triwulan I tahun 2007, sektor pertanian adalah kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Lampung, yakni 43,2 persen, kemudian sektor perdagangan/hotel/restoran (15,87 persen), sektor industri pengolahan (10,3 persen), dan sektor jasa-jasa (8,8 persen). Melihat sektor pertanian yang merupakan kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Lampung akan menjadi sangat paradoks sekali dikarenakan justru kemiskinan sendiri mengalami peningkatan pada masyarakat pedesaan yang notabene adalah para petani. Pada bulan Juli 2005, 74,21% dari 1,5 juta jiwa penduduk miskin di Lampung tinggal di perdesaan dan pada bulan Maret 2007 naik menjadi 77,96%. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di kota turun dari 25,79% menjadi 22,04%. Terkonsentrasinya penduduk miskin di perdesaan tidak terlepas dari lemahnya revitalisasi pertanian meliputi perkebunan, perikanan, dan kehutanan.

Padahal hari ini kita mencatat bahwa banyak terdapat perusahaan – perusahaan besar yang bergerak di sektor pertanian berada di lampung, namun justru dari sektor pertanian pula kita mengalami peningkatan kemiskinan. Kondisi penduduk desa miskin pun juga dapat dilihat dari kajian BPN Provinsi Lampung atas dua desa yang masuk program Reforma Agraria, yakni kemiskinan disebabkan oleh kurangnya akses petani terhadap aset, permodalan, dan teknologi. Dengan kata lain, sebagian besar petani memiliki lahan di bawah 0,5 Ha, atau statusnya hanya sebagai penggarap, sementara hasil pertanian tidak produktif akibat kurangnya penguasaan teknologi pertanian. Akses mereka terhadap pemasaran produk pertanian sangat terbatas sehingga para tengkulak dan pedagang pengumpullah yang menikmati keuntungannya. Dapat dikatakan revitalisasi pertanian belum bergerak. Tidak ada grand design strategi sarana dan prasarana pertanian seperti irigasi, jalan dan sebagainya, juga tak mendukung, sebagian besar masih dalam kondisi rusak.

Ini semua menunjukkan bahwa kebijakan – kebijakan yang selama ini diambil oleh pemerintah daerah lebih bersifat karikatif belaka, hanya kebijakan yang bersifat jangka pendek yang hanya ‘membius’ laju peningkatan kemiskinan, namun tidak untuk mengurangi jumlah angka kemiskinan. Memang jika kita lihat dari tendensius kebijakan yang pemerintah daerah ambil yang tergambar pada struktur APBD 2007 dimana untuk program kemiskinan sebesar 350 milyar, suatu nilai nominal yang tidak bisa dibilang kecil untuk suatu daerah seukuran Lampung, namun kita bisa melihat sendiri seberapa efektifnya anggaran tersebut yang terserap oleh masyarakat miskin, artinya lagi – lagi terdapat para oknum – oknum ataupun para elit – elit yang mencoba mengambil suatu kepentingan dibalik itu semua. Artinya apa? Yaitu birokrasi yang terjadi di Lampung hari ini juga turut menyumbang tingginya angka pertumbuhan kemiskinan di Provinsi ini, dan ini juga mengindikasikan buruknya kinerja eksekutif dan legislatif di daerah ini.

Menatap Pilgub 2008

Tahun 2008 nanti provinsi Lampung akan mengalami suatu proses ‘pendewasaan politik’ yang bernama pemilihan kepala daerah (Pilkada) atau dalam hal ini pemilihan gubernur (Pilgub) lampung untuk periode selanjutnya. Ada yang menganalogikan proses Pilkada bagaikan suatu kejadian dimana sekelompok anak – anak kecil yang sedang memperebutkan layang – layang yang sedang jatuh, dan setelah layang – layang itu jatuh maka akan terobek – robek oleh perebutan anak – anak kecil tersebut. Akan menjadi sangat ironi bila hal itu akan terjadi di Bumi ruwa jurai ini, karena jika sampai hal itu terjadi maka akan tidak berjalan-lah lagi proses – proses perbaikan taraf hidup masyarakat yang mencoba melepaskan diri dari jerat – jerat kemiskinan. Para elit politik nantinya akan lebih mementingkan kelompoknya (yang notabene mereka adalah orang – orang marginal dari sekelompok orang yang telah termarginalkan) daripada masyarakat – masyarakat yang memang seharusnya mereka perjuangkan.Dan pada akhirnya permasalahan kemiskinan di Lampung sampai kapanpun tidak akan terselesaikan.

Kita semua sama – sama berharap bahwa siapapun yang akan menjadi orang nomor satu nantinya di Lampung ini akan dapat mengatasi permasalahan kemiskinan ini dengan melakukan program – program dan kebijakan – kebijakan yang sustainable dan langsung menyentuh kepada masyarakat itu sendiri. Terutama dengan melihat dari karakterisitik yang menunjang pertumbuhan perekonomian Lampung yang paling dominan yaitu sektor pertanian. Joseph. E Stiglitz (Peraih nobel ekonomi 2001) ketika berbicara mengenai bagaimana pengentasan masalah kemiskinan di Indonesia salah satu solusi yang diberikannya bahwa harus ada kebijakan menciptakan pekerjaan baru yang komprehensif dan memperhatikan pertanian, pemerataan kepemilikan tanah menjadi isu penting. Dalam land reform, usaha kecil menengah harus dikedepankan. Karena ini akan membuka lapangan pekerjaan, dan yang pastinya akan menurunkan tingkat kemiskinan.

Dan untuk itu kita jadikan momentum Pilgub 2008 nanti untuk menjadi sarana reformasi kebijakan yang selama ini lebih bersifat karikatif dan juga sebagai sarana perbaikan kinerja dari para eksekutif dan legislatif daerah dimana itu semua bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Lampung sehingga mampu terciptanya masyarakat Lampung yang berkualitas. Kita juga mesti mempercayai apa yang dikatakan M. Yunus (peraih Nobel perdamaian 2006) yang percaya bahwa miskin bukan merupakan kutukan dan pembawaan dari lahir, melainkan kemiskinan ini disebabkan oleh sistem yang tidak seimbang. Dan kita sama – sama menantikan kebijakan – kebijakan pemerintah daerah yang bersifat Pro growth, pro poor dan pro job dan turut berpartisipasi aktif dalam mengawasi kinerja eksekutif dan legislatif sebagai bagian dari masyarakat kampus yang par excellent.
posted by POJOK BNI UNILA @ 6:07 PM  
1 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: POJOK BNI UNILA
Home: bandar lampung, lampung, Indonesia
About Me: pojoK BNI Unila adalah program kepedulian Bank BNI untuk ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan masyarakat pendidikan di Indonesia,khususnya tingkat universitas.sebagai wujud atau bentuk peran aktif dari pojok BNI Unila dengan menyediakan beberapa fasilitas yang bisa di nikmati secara gratis. Antara lain internet on line jam kerja dari hari senin sampai jum'at mulai pukul 8:00-16:00. Juga tersedia koleksi buku-buku perpustakaan (Perbankan,UKM,Succes story dll).Selain itu kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kewirausahaan ataupun enterpreneurship meliputi seminar,pelatihan,aplikasi wirausaha.Adapun fasilitas fisik yang lain ruang ber AC,televisi,ruang baca yang nyaman,media cetak(Kompas,SINDO,Media Indonesia)serta info mngenai dunia kerja dan kegiatan mahasiswa.Adapun Out put yang diharapkan agar mahasiswa bisa lebih mandiri dalam berwirausaha dan siap di dunia persaingan global.Anda bisa mengirimkan saran,kritik dan masukan melalui alamat: E-mail pojokbniunila@yahoo.co.id,Blogspot ini,dan friendster pojokbniunila@yahoo.co.id.atau via pos ke Jl.Sumantri Brodjonegoro No.1 Ged.Balai Bahasa Unila lantai I kode pos 35145
See my complete profile
Baca Juga
File
Links
BloG Teman
Pesan

Free Hit Counter
Free Counter

Name :
Web URL :
Message :

Powered by

BLOGGER