Kerisuhan UN
Kerisuhan pun terjadi lagi saat Ujian Nasional (UN) 2007 yang diikuti secara serempak oleh seluruh siswa-siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat di Indonesia yang memenuhi syarat untuk mengikuti UN. Sampai-sampai guru yang mengawas terkena amukan dari siswa-siswa yang tidak lagi menghargai arti dari sebuah kata “hormat” dikarenakan alasan para guru pengawas yang terlalu ketat dalam mengawas dan belum selesainya para siswa yang menghitamkan lembar jawaban mereka yang telah mereka tandai namun karena waktu sudah habis lembar jawaban sudah ditarik oleh para pengawas serta adanya pengawas yang sampai mengikuti para siswa yang izin pergi ke kamar kecil (dan ternyata para pengawas cukup beralasan melakukan hal tersebut). Aneh, MENGAPA HAL ITU BISA TERJADI??? Pertanyaan besar yang selalu dipertanyakan saat masalah telah terjadi.... Apakah itu sebuah cerminan dari budaya bangsa Indonesia yang sekarang terkesan anarkis dan tidak bisa dipercaya. Apakah para penerus bangsa ini salah dididik sehingga hal tersebut bisa terjadi. Apakah system yang salah dalam hal ini. Atau alasan lain yang memang mendasari terjadinya insiden tersebut. Saya pikir ujian merupakan salah satu sarana yang bisa dijadikan sebagai pembanding sejauh mana kita menangkap apa yang telah kita dapat dan pelajari selama ini. Namun, memang banyak hal dan kendala yang sering terjadi dalam urusan “ujian” ini, seperti misalnya kondisi fisik yang sedang tidak fit, ketakutan akan tidak lulus yang sangat berlebihan sehingga mengakibatkan stress dan tidak konsentrasi dalam mengerjakan soal ujian tersebut serta kendala lainnya yang memang sering terjadi dan mejadi momok para peserta ujian. Namun, mengapa para pengawas ujian yang merupakan para pengajar yang harus terkena amukan??. Huh, sungguh malang.... Begitu sulitnya sekarang memegang kejujuran, mengapa kejujuran selalu di nomor kesekiankan padahal kejujuran sangat penting dan berarti untuk membangun bangsa yang kokoh dan maju. Karena tidak ada tujuan diadakannya ujian untuk menimbulkan ketidak jujuran para peserta ujian. Atau tidak perlu diadakannya ujian lagi. Mungkinkah??? Menurut pendapat pengamat pendidikan Arief Rahman ”Bagi orang (peserta ujian) yang tidak siap, ketegangan ini akan membawa mereka pada perilaku tidak terpuji”. Ya, memang semuanya butuh kejujuran, kesabaran, ketenangan, kelapangan dada dan keseriusan dalam mengatasi hal tersebut supaya hal yang serupa tidak terjadi lagi.... Ayo, tetap semangat para pemuda-pemudi Indonesia. Jangan goyah dan terus memegang prisip kita yang bisa membangun bangsa kita tercinta dari keterpurukan dan kemiskinan. Tanamkan pada hati dan diri kita, untuk terus berjuang membela kebenaran dan kebajikan (bukan hanya pahlawan bertopeng saja yang bisa), dan pada saat jaman itu kita yang mejadi pemimpinnya, bangsa kita benar-benar bersih dari KKN dan sifat anarkis. Salam Semangat untuk para Pejuang Muda Indonesia.... Semangat!!!!!!!!
|
jual rumah jawa
rumah joglo
rumah limasan
rumah kampung
gebyok